Temukan Dompet, Pengemis Ini Rela Tunggu 3 Hari Hingga Pemilik Datang, Hasilnya Malah Menyayat Hati

Suatu hari, seorang pengemis sedang berjalan berkeliling mencari tempat untuk mengemis.

Di punggungnya, ada kantong usang yang berisi satu-satunya pakaian.

Dia berjalan dan terus berjalan.

Tiba-tiba, pria itu melihat dompet tergeletak di tanah.

Pengemis itu langsung melihat di sekelilingnya tapi tidak ada seorang pun di sana.

Dia kemudian mengambil dompet dan membukanya.

Segera wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut, saat menemukan setumpuk tebal uang dengan beberapa kartu kredit dan kartu identitas di dalamnya.

(goodtimes.my)

Dia memandang dompet dan melihat sekeliling lagi.

Pikirannya terbelah antara berjalan pergi dengan dompet penuh uang atau menunggu pemilik datang.

Dia kemudian memilih mengembalikan dompet.

Meskipun seorang pengemis, dia tahu jika mencuri adalah perbuatan yang buruk.

Saking inginnya menemukan si pemilik, dia sampai rela berkemah sampai si pemilik muncul.

Hari demi hari dia lewati dengan menunggu di sana.

(goodtimes.my)

Akhirnya pada hari ketiga, ada seorang pria mondar-mandir di tempat yang sama saat si pengemis menemukan dompet.

Dia tampak mencari sesuatu yang penting.

Kemudian, orang itu melihat pengemis dan datang kepadanya.

Bukannya bertanya dengan sopan, pria itu berbicara dengan nada yang kasar dan merendahkan, "Hey pengemis! Apa kamu melihat dompet tergeletak di sekitar sini?”

Pengemis mengerutkan kening pada kata-kata kasar pria itu dan tindakannya, tapi dia mengangguk dan berkata “Ya".

Dia langsung tahu jika orang itu adalah pemilik dompet sesuai dengan gambar di kartu identitas.

Melihat reaksi lambat pengemis, orang itu menjadi tak sabaran dan berkata: “Cepat pengemis kotor! Katakan padaku siapa yang mengambil dompet saya. Jika saya menemukannya, saya akan memberimu lima puluh dolar."(goodtimes.my)

Pengemis itu diam dan berpikir bagaimana untuk kembali dompet itu kepada pemiliknya.

Dia takut jika orang itu menuduhnya mencuri dompet.

Pemilik itu semakin tak bisa menahan kesabarannya, "Hei pengemis bau, beritahu saya cepat siapa yang mengambil dompet saya! Saya perlu kartu identitas saya untuk beberapa aplikasi yang mendesak. Jika saya menemukannya, saya akan membayar kamu 100 dolar."(goodtimes.my)

Sebagai manusia, dia merasa sakit hati dengan perlakuan merendahkan dari pria yang baru saja dikenalnya itu.

Dia mungkin memang pengemis, namun juga memiliki hak untuk diperlakukan sebagai manusia.

Dengan perasaan yang marah, pengemis itu langsung berkata, "Saya tahu siapa yang mengambil dompet kamu dan di mana orang itu sekarang. Saya akan memberitahu kamu di mana dia tetapi kamu harus berlutut dan meminta maaf kepada saya. Kata-kata kamu telah mendiskriminasikan pengemis."

(goodtimes.my)

Setelah mendengar kata-kata si pengemis, orang itu semakin emosi dan hendak memukul si pengemis.

Dia mengurungkan niatnya karena benar-benar putus asa untuk menemukan kartu identitasnya.

Untuk memastikan jika pengemis itu tidak berkata bohong, orang itu bertanya: “Apa buktinya jika kamu melihat dompet saya?"

Pengemis itu kemudian menyebutkan nama si pria dan mengatakan jika itu diperolah dari kartu identitasnya.(goodtimes.my)

Setelah tahu jika pengemis itu melihat dompetnya, pria yang sebelumnya tampak arogan langsung berlutut dan minta maaf.

Dia mengatakan kepada si pengemis jika dirinya sangat membutuhkan kartu identitas itu.

Masyarakat yang menyaksikan kejadian itu memuji si pengemis, dan mengatakan jika dia sudah melakukan hal yang benar untuk mengajarkan manusia arogan arti sopan santun.

Setelah pria itu meminta maaf kepadanya, si pengemis langsung mengeluarkan dompet itu dan mengatakan: “Tidak ada salahnya bagi kamu berlutut untuk mengakui kesalahan. Saya telah menunggu selama tiga hari untuk mengembalikan dompetmu. Sebenarnya saya ingin langsung memberikannya padamu, namun karena tindakan burukmu membuat saya merasa urung melakukan."

Setelah mengucapkan kata-kata itu dan menyerahkan dompet yang di simpan selama tiga hari, pengemis itu langsung pergi.

Sementara pria yang sebelumnya tampak arogan hanya bisa berdiri menahan malu.