Kamis, 18 Januari 2018

Kondisi Terbaru Siswi Kelas 1 SD Surabaya yang Kecanduan Seks, Ternyata Dia Juga Menderita TBC



SURABAYA - Siswi kelas 1 SD di Surabayayang mengalami Sex Addict alias kecanduan seks ternyata juga mengalami penyakit yang lain.

Ini disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Nanis Chairani, Rabu (18/1/2018).

Menurut Nanis Chairani, penyakit itulah yang membuat siswi berinisial YK itu belum dibawa ke shelter hingga saat ini.

Nanis memaparkan YK masih ada dengan keluarganya di Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Ia belum masuk ke shelter lantaran juga masih berobat untuk penyakit TBC.

Kami mulanya menemukan anak ini karena pengaduan dari ibunya saat kami merawat keluarganya yang kena TBC, keluarga ini mengidap TBC akibat tertular dari sang nenek, makanya itu anak ini dibawa kembali oleh ibunya," ucap Nanis.

Di berita sebelumnya, bocah berusia 8 tahun di Tambak Wedi, Kenjeran dilaporkan mengalami kecanduan seks.

YK dilaporkan kerap melakukan perilaku seks yang menyimpang, seperti mengajarkan adik-adiknya yang berusia 7 tahun, 4 tahun dan 1 tahun untuk memainkan alat kelamin, mengajarkan berciuman, dan minta untuk merekam adegan ia sedang telanjang atau memegang pantat.

"Kalau sementara ini tidak ada pengakuan ia pernah berhubungan badan atau belum, tapi dia cerita kalau dia diajarkan oleh seseorang di sana, bahkan untuk mengakses video porno dia juga sudah pintar," katanya.

Berdasarkan penelusuran, kemungkinan YK sudah diajari untuk melakukan aktivitas orang dewasa tersebut saat masih usia sangat dini, sejak usia tiga atau empat tahun.

Orangtua YK mengakui bahwa lingkungannya saat itu masih ada lokalisasi Dolly.

YK di sana karena neneknya berjualan nasi di sana. Lingkungan inilah yang diduga jadi pemicu pengaruh buruk ke YK.

"Bisa saja kondisi rumah di sana tidak ada batas antara yang membuka jasa prostitusi dan yang rumah tangga. Bahkan ada yang rumah tangga tapi ada yang buka praktek," ucapnya.

Saat ini dikatakan Nanis, YK ditangani Pemkot Surabaya. Anak tersebut juga diberi obat untuk menurunkan libido sehingga aktivitas menyimpang yang mengajarkan adiknya untuk melakukan perilaku orang dewasa bisa dikurangi.

Selain itu Pemkot Surabaya juga menurunkan psikolog dan psikiater untuk mendampingi anak yang masih duduk di bangku kelas 1 SD itu.

Sebelumnya, Pemkot juga sempat menemukan kasus serupa pada anak berusia delapan tahun di Dolly. Penemuan kasus tersebut tepatnya terjadi di tahun 2014.

Sampai saat ini anak dengan inisial nama MT itu masih tinggal di shelter milik Pemkot.

"Sampai saat ini masih didampingi. Dia terus didampingi oleh psikolog, psikiater, bahkan juga dilakukan hypnotherapy.

Kasusnya yang dulu lebih parah, MT dulu liat laki-laki ganteng sedikit langsung bereaksi, sekarang dia sudah sekolah, sudah jauh lebih baik," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar